Jakarta – Di tengah bulan suci Ramadan, warga Pulau Karampuang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, menghadapi krisis air bersih. Selama dua pekan terakhir, suplai air dari PDAM terhenti, memaksa masyarakat mencari sumber air alternatif.
Di Dusun Karaeang, puluhan kepala keluarga terpaksa mengantri di pipa pembuangan PDAM demi mendapatkan air bersih.
“Malam hari warga berbondong-bondong datang ke tempat pembuangan air PDAM. Sudah lebih dari dua minggu air tidak mengalir, sehingga kami kesulitan,” ujar Fajrin, salah satu warga, Selasa (4/3/2025).
Menurutnya, hampir seluruh warga di 11 dusun Desa Pulau Karampuang terdampak. Pasokan air yang hanya mengalir 15 hari sekali ke dua dusun membuat banyak warga mengalami kekeringan berkepanjangan.
Masyarakat berharap pemerintah daerah dan PDAM Mamuju segera mencari solusi agar krisis ini tidak berlarut, terutama saat bulan Ramadan.
Jaringan Pipa Rusak Akibat Longsor dan Banjir
Kepala Bagian Teknik PDAM Tirta Manakarra, Arman, menjelaskan bahwa gangguan distribusi air disebabkan oleh kerusakan jaringan pipa akibat bencana alam.
“Pipa kami mengalami kerusakan akibat longsor dan banjir besar yang terjadi beberapa waktu lalu. Akibatnya, suplai air ke Pulau Karampuang dan beberapa wilayah di Kota Mamuju terganggu,” jelasnya.
Saat ini, PDAM terpaksa menggunakan pompa untuk mendistribusikan air secara bergiliran. Namun, proses perbaikan mengalami kendala akibat medan yang sulit dan cuaca yang sering diguyur hujan.
“Kami terus memperbaiki jaringan yang rusak. Pipa yang putus dilas dan disambungkan kembali. Bahkan, kami harus menggunakan alat berat untuk membuka jalur pipa,” tambahnya.
PDAM Tirta Manakarra berkomitmen menyelesaikan perbaikan secepat mungkin agar layanan air bersih kembali normal.
“Kami mohon doa dan dukungan dari masyarakat. Jika air sudah kembali normal, warga bisa beraktivitas dengan nyaman, dan kami pun merasa lega,” tutup Arman.